Janji Ketiga
By : Aulia Ainun
By : Aulia Ainun
Akhirnya Leni perlu berbangga hati, setelah selama beberapa tahun ikut “ijo lumut” (ikatan jomblo-jomblo imut), kemarin Dhani yang dijuluki pangeran cinta merebut hati Leni.
Bisa dibilang Leni untung dua kali, secara, Dhani adalah pujaan semua gadis, tampang oke, body oke, kantong oke, setia iya, kedua dengan pacaran sama Dhani sekalian ikut terkenal ke permukaan.
Leni ingat betul satu kata yang pertama Dhani ucapkan sebelum ia menyatakan suka ke Leni “Setia” ini dah jadi prioritas utama seorang Leni buat cari cowok yang setia. Buat yang lain bukan masalah.
Farel sahabatnya juga ikut terkenal sebagai asisten sejoli yang baru jadian itu. Kemana-mana ngikut, kecuali saat-saat tertentu. Kalau dibandingkan Dhani Farel kalah jauh dari berbagai segi.
Kebetulan banget di musim penghujan gini, pagi yang awalnya cerah tiba-tiba turun hujanbegitu derasnya. Mana nggak ada paying, dan dibawa Suci adik Leni, mantol dibawa kakak Leni. Terpaksa Leni harus sabar menanti hujan cepat terang. Mau sms Dhani suruh anter, hpnya gak aktif.
Disaat tegang dan menggelisahkan itu, Farel dating sebagai sang penyelamat.
“Berangkat yuk Len, ini aku bawa 2 mantol” ucap Farel ketika baru saja tiba di teras rumah Leni, begitu mantol diserahkan, Leni buru-buru mengenakannya dan langsung menyambar sepedanya.
“Berangkat yuk rel”.
Keduanya terus saja mengayuh sepedanya menembus hujan yang begitu deras menusuk-nusuk. Tepat ketika mereka memasuki halaman sekolah untuk menuju parkiran. Motor dengan kecepatan tinggi melewati mereka. Nggak tahu disengaja atau tidak, melewati genangan air dan menciprat kea rah mereka. Untungnya dia memakai mantol. Sebenarnya Leni mau nyumpahin, tapi dias Cuma mengelus dada, percuma aja orang dah nyampek kepikiran.
Sampai di Sekolah, hampir saja Leni pingsan di tempat begitu melihat Dhani di tempat parker yang masih sepi dia melihatnya dengan jelas, hingga mantol belum juga dilepasnya. Bumi bagai mau runtuh.
Hati siapa yang tak merasa terkhianati, kekasih yang begitu diharap kedatangannya menyerahkan jaket hangatnya untuk seorang gadis lain yang ternyata adalah teman sebangkunya. Mungkin kalau nyerahinnya nggak seromantis itu, mungkin Leni nggak perlu bengong kaya orang bloon nggak bisda ngomong apa-apa.bahkan Cuma bias berdoa, impi buruknya cepat berakhir.
“Len” Farel menyadarkan lamunan Leni dengan menepuk pundaknya,
“Ada apa sih?” Tanya Farel yang tidak menyadari kejadian yang menimpa hati Leni.
Begitu toleh ke kanan-ke kiri, Farel baru menyadarinya. Rupanya kedekatan Dhani dan Aina.
“Biar aku yang urus Len, kamu copot saja mantolnya, terus ikut nglabrak ya, ntar dikira aku yang cemburu”. Pesan Farel sebelum akhirnya dia menyingsingkan lengan bajunya, lantas dengan gaya seorang laki-laki mendekati dhani dan Aina.
“Ehem” Farel berdehem…
Spontan Dhani dan aina memusatkan perhatiannya pada Farel yang kelihatan cuek.
“Eh kamu Rel… Leni mana?”
Farel tetap diam
“Lu tahu kan hari ini hujan”
Kenapa nggak lu jemput Leni malah Aina yang jelas beda jalur sama kamu” semprot Farel hingga hujan local gitu.
“Leni nggak minta jemput kok” jawab Dhani tenang
“Katanya hp lu nggak aktif” kini Dhani yang agak kebat-kebit
Ya emang hari ini aku nggak bawa HP” jawab Dhani nggak mau kalah.
Sekilas pandangan Dhani melihat tubuh Leni yang berlari kea rah kamar mandi belakang ruang X-1. secepatnya Dhani mengejarnya dan mendapati Leni tengah terisak dengan tertahan bersandar di tembok.
“Len… “ panggil Dhani seperti tidak ada kejadian apa-apa, tapi saat mendekat, Leni yang duluan mendekat lebih cepat. Dhani sudah berfikir buruk, jangan-jangan Leni bakal menampar dia, teriak-teriak, marah-marah, tau langsung bilang putus.
“Maafkan aku Dhan, nggak bias percaya sama kamu, kamu pasti nggak punya maksud buat menduain aku, aku tahu kamu cowok baik-baik”. Ucap Leni begitu tetap berhadapan dengan Dhani sambil tangannya mengusap air mata yang tadi sempat menetes, kemudian menunjukkan senyuman seperti hari-hari yang lalu.Dhani lega juga.
“Aku janji nggak akan mengulanginya lagi Len, aku itu tadi Cuma salah paham. Aina yang minta aku jemput dia. Makasih atas pengertian kamu.
“Dhani menepuk pundak Leni halus, seperti membelainya”.
“Ya udah, ke kelas yuk, kuantar”.
Semenjak hari itu, bisa dibilang pasangan Dhani dan Leni pasangan teromantis. Nggak kalah sama Ydha dan ajeng di serial “Arti Sahabat” di Indosiar tiap sore itu loh.
Bahkan keduanya rela bersepeda dari rumah ke sekolah yang jaraknya 5km, berboncengan lagi. Otomatis Dhani yang boncengin dan antar jemput.
Udah gitu tiap jam istirahat keduanya selalu bergandengan tangan ke perpustakaan cari buku yang sekiranya sama-sama lagi butuh, kalau nggak ke kantin, otomatis lagi Dhani yang traktir. Kadang Leni yang bayar.
Pokoknya, temen-temen mereka sampai iri berkali-kali soalnya dulu seperti ngremehin Leni, mau aja nerima cinta pangeran cinta yang belum tentu tulus memberinya. Namanya pangeran cinta pastinya menebar cinta kemana-mana, nggak peduli masih punya cewek. Tapi itu perasaan dulu, semua anggap pangeran cinta adalah sosok yang setia.
Yang bikin heboh lagi pas ulangan Dhani dan Leni mendapatkan nilai yang selalu sama. Nggak tanggung-tanggung 9 bulat, ya walau nggak 10 sih, paling tidak dimata pelajaran apaun nilainya 9.
Hubungan mereka masih terus bertahan hampir 2 tahun. Bias dianggap langgeng, soalnya udah jadi kebiasaan, pacaran mungkin paling lama sebulan.
Hari yang ditunggu seluruh warga sekolah dah tiba, yaitu pengumuman kelulusan. Dan ternyata semua lulus.
“Len besok kita ke pantai yuk, buat mrayakan kelulusan kita, ajak sekalian si Farel’. Bisik Dhani
“Oke juga tuh kapan mas?’
“Sekarang yuk?”
Lantas keduanya bangkit, setelah membayar, segera saja keduanya mencari Farel yang ternyata sedng mengutak atik computer perpustakaan. Katanya sebelum keluar dari SMA ini dia dah dapat ilmu kepustakaan, ya mngarsipkan buku gitu.
“Pantai yuk rel?”
Konsentrasinya cepat berubah, menatap sejoli itu tak percaya, benarkah mereka benar-benar ngajak dia kepantai? Atau Cuma gurauan?
“ayolah ini serius” rajuk Leni
Langsung saja ketiganya cabut dari sekolah dan menuju ke pantai, sampai di pantai, dikiranya sepui tapi gila ramai anak-anak sekolahan.
Mereka ngambil tempat duduk di belakang hiruk pikuk itu, duduk berjejer bertiga.
“Ramai banget ya?” ucap Leni memecah kebisuan masing-masing.
“iya kukira sepi”
“pingin mandi dilaut, tapi kok nggak bawa baju ganti” gumam dhani
“Yah jangan dong ntar kmu jadi item” gurau Leni yang lagi hepi juga. Selain dah lulus, nilainya nggak ngecewain.
Tiba-tiba disaat mereka menikmati pemandangan cakrawala buatan allah yang maha indah, Aina dengan temannya menemui mereka.
“siang sob” tatapan bencinya kepada Dhani begitu membara di sudut matanya.
“Hei Dhan, lama kamu nggak kerumah, padahal setahun lalu kita masih sering jalan-jalan bareng, sampai mama nanyain kamu terus lho…” Tanya aina yang sudah duduk disamping Dhani.Dhaninya jadi salting gitu.
“Kenapa kamu bilang cinta ma aku, tapi malah jalan sama Leni sih?” ucap aina tanpa memberi kesempatan pada semua buat ngomong.
“Kamu tega Dhan” spontan tangan aina menampar pipi Dhani, hingga berasa betul di pipi Dhani panasnya.
Aina berlari menjauh membawa genangan air mata di matanya.
“Len ini Cuma rekayasa, dulu aku memang selingkuh, tapi dah berakhir, danaku pingin setia sama kamu, mulai saat itu”
‘Udah selesai ngomongnya?”
“Len…”
“Nggak usah ngeles, semua dah jelas, dan aku udah tahu semuanya, so nggak ada jalan lain. Kamu dah terlalu banyak nyakitin aku. Pantes dari dulu kamu disuruh mampir susah. Ada yang kedua toh, ya udah kita putus”.
“Putus? Sejak kapan kamu bilang saying ke aku, seenaknya bilang putus?” elak Dhani.
Leni menggelengkan kepala sedikit kea rah Dhani
“aku cinta kamu len”
“cinta?, cabut yuk rel” lantas dengan tergesa-gesa Leni berjalan beriringan dengan Farel dan Dhani Cuma bias berteriak memanggil nama Leni.
“Pangeran cinta, makan tuh cinta, “ ucap gadis yang rupanya masih berdiri di samping dhani lantas berlalu.
Dhani menumpahkan kekesalannya dengan menendang pasir-pasir dihadapannya. Awalnya dia selingkuh, tai dah di putuskan buat setia.
“Setia…!!!” teriaknya tak peduli orang-orang pada nontonin dia.
Bisa dibilang Leni untung dua kali, secara, Dhani adalah pujaan semua gadis, tampang oke, body oke, kantong oke, setia iya, kedua dengan pacaran sama Dhani sekalian ikut terkenal ke permukaan.
Leni ingat betul satu kata yang pertama Dhani ucapkan sebelum ia menyatakan suka ke Leni “Setia” ini dah jadi prioritas utama seorang Leni buat cari cowok yang setia. Buat yang lain bukan masalah.
Farel sahabatnya juga ikut terkenal sebagai asisten sejoli yang baru jadian itu. Kemana-mana ngikut, kecuali saat-saat tertentu. Kalau dibandingkan Dhani Farel kalah jauh dari berbagai segi.
Kebetulan banget di musim penghujan gini, pagi yang awalnya cerah tiba-tiba turun hujanbegitu derasnya. Mana nggak ada paying, dan dibawa Suci adik Leni, mantol dibawa kakak Leni. Terpaksa Leni harus sabar menanti hujan cepat terang. Mau sms Dhani suruh anter, hpnya gak aktif.
Disaat tegang dan menggelisahkan itu, Farel dating sebagai sang penyelamat.
“Berangkat yuk Len, ini aku bawa 2 mantol” ucap Farel ketika baru saja tiba di teras rumah Leni, begitu mantol diserahkan, Leni buru-buru mengenakannya dan langsung menyambar sepedanya.
“Berangkat yuk rel”.
Keduanya terus saja mengayuh sepedanya menembus hujan yang begitu deras menusuk-nusuk. Tepat ketika mereka memasuki halaman sekolah untuk menuju parkiran. Motor dengan kecepatan tinggi melewati mereka. Nggak tahu disengaja atau tidak, melewati genangan air dan menciprat kea rah mereka. Untungnya dia memakai mantol. Sebenarnya Leni mau nyumpahin, tapi dias Cuma mengelus dada, percuma aja orang dah nyampek kepikiran.
Sampai di Sekolah, hampir saja Leni pingsan di tempat begitu melihat Dhani di tempat parker yang masih sepi dia melihatnya dengan jelas, hingga mantol belum juga dilepasnya. Bumi bagai mau runtuh.
Hati siapa yang tak merasa terkhianati, kekasih yang begitu diharap kedatangannya menyerahkan jaket hangatnya untuk seorang gadis lain yang ternyata adalah teman sebangkunya. Mungkin kalau nyerahinnya nggak seromantis itu, mungkin Leni nggak perlu bengong kaya orang bloon nggak bisda ngomong apa-apa.bahkan Cuma bias berdoa, impi buruknya cepat berakhir.
“Len” Farel menyadarkan lamunan Leni dengan menepuk pundaknya,
“Ada apa sih?” Tanya Farel yang tidak menyadari kejadian yang menimpa hati Leni.
Begitu toleh ke kanan-ke kiri, Farel baru menyadarinya. Rupanya kedekatan Dhani dan Aina.
“Biar aku yang urus Len, kamu copot saja mantolnya, terus ikut nglabrak ya, ntar dikira aku yang cemburu”. Pesan Farel sebelum akhirnya dia menyingsingkan lengan bajunya, lantas dengan gaya seorang laki-laki mendekati dhani dan Aina.
“Ehem” Farel berdehem…
Spontan Dhani dan aina memusatkan perhatiannya pada Farel yang kelihatan cuek.
“Eh kamu Rel… Leni mana?”
Farel tetap diam
“Lu tahu kan hari ini hujan”
Kenapa nggak lu jemput Leni malah Aina yang jelas beda jalur sama kamu” semprot Farel hingga hujan local gitu.
“Leni nggak minta jemput kok” jawab Dhani tenang
“Katanya hp lu nggak aktif” kini Dhani yang agak kebat-kebit
Ya emang hari ini aku nggak bawa HP” jawab Dhani nggak mau kalah.
Sekilas pandangan Dhani melihat tubuh Leni yang berlari kea rah kamar mandi belakang ruang X-1. secepatnya Dhani mengejarnya dan mendapati Leni tengah terisak dengan tertahan bersandar di tembok.
“Len… “ panggil Dhani seperti tidak ada kejadian apa-apa, tapi saat mendekat, Leni yang duluan mendekat lebih cepat. Dhani sudah berfikir buruk, jangan-jangan Leni bakal menampar dia, teriak-teriak, marah-marah, tau langsung bilang putus.
“Maafkan aku Dhan, nggak bias percaya sama kamu, kamu pasti nggak punya maksud buat menduain aku, aku tahu kamu cowok baik-baik”. Ucap Leni begitu tetap berhadapan dengan Dhani sambil tangannya mengusap air mata yang tadi sempat menetes, kemudian menunjukkan senyuman seperti hari-hari yang lalu.Dhani lega juga.
“Aku janji nggak akan mengulanginya lagi Len, aku itu tadi Cuma salah paham. Aina yang minta aku jemput dia. Makasih atas pengertian kamu.
“Dhani menepuk pundak Leni halus, seperti membelainya”.
“Ya udah, ke kelas yuk, kuantar”.
***
Semenjak hari itu, bisa dibilang pasangan Dhani dan Leni pasangan teromantis. Nggak kalah sama Ydha dan ajeng di serial “Arti Sahabat” di Indosiar tiap sore itu loh.
Bahkan keduanya rela bersepeda dari rumah ke sekolah yang jaraknya 5km, berboncengan lagi. Otomatis Dhani yang boncengin dan antar jemput.
Udah gitu tiap jam istirahat keduanya selalu bergandengan tangan ke perpustakaan cari buku yang sekiranya sama-sama lagi butuh, kalau nggak ke kantin, otomatis lagi Dhani yang traktir. Kadang Leni yang bayar.
Pokoknya, temen-temen mereka sampai iri berkali-kali soalnya dulu seperti ngremehin Leni, mau aja nerima cinta pangeran cinta yang belum tentu tulus memberinya. Namanya pangeran cinta pastinya menebar cinta kemana-mana, nggak peduli masih punya cewek. Tapi itu perasaan dulu, semua anggap pangeran cinta adalah sosok yang setia.
Yang bikin heboh lagi pas ulangan Dhani dan Leni mendapatkan nilai yang selalu sama. Nggak tanggung-tanggung 9 bulat, ya walau nggak 10 sih, paling tidak dimata pelajaran apaun nilainya 9.
Hubungan mereka masih terus bertahan hampir 2 tahun. Bias dianggap langgeng, soalnya udah jadi kebiasaan, pacaran mungkin paling lama sebulan.
Hari yang ditunggu seluruh warga sekolah dah tiba, yaitu pengumuman kelulusan. Dan ternyata semua lulus.
“Len besok kita ke pantai yuk, buat mrayakan kelulusan kita, ajak sekalian si Farel’. Bisik Dhani
“Oke juga tuh kapan mas?’
“Sekarang yuk?”
Lantas keduanya bangkit, setelah membayar, segera saja keduanya mencari Farel yang ternyata sedng mengutak atik computer perpustakaan. Katanya sebelum keluar dari SMA ini dia dah dapat ilmu kepustakaan, ya mngarsipkan buku gitu.
“Pantai yuk rel?”
Konsentrasinya cepat berubah, menatap sejoli itu tak percaya, benarkah mereka benar-benar ngajak dia kepantai? Atau Cuma gurauan?
“ayolah ini serius” rajuk Leni
Langsung saja ketiganya cabut dari sekolah dan menuju ke pantai, sampai di pantai, dikiranya sepui tapi gila ramai anak-anak sekolahan.
Mereka ngambil tempat duduk di belakang hiruk pikuk itu, duduk berjejer bertiga.
“Ramai banget ya?” ucap Leni memecah kebisuan masing-masing.
“iya kukira sepi”
“pingin mandi dilaut, tapi kok nggak bawa baju ganti” gumam dhani
“Yah jangan dong ntar kmu jadi item” gurau Leni yang lagi hepi juga. Selain dah lulus, nilainya nggak ngecewain.
Tiba-tiba disaat mereka menikmati pemandangan cakrawala buatan allah yang maha indah, Aina dengan temannya menemui mereka.
“siang sob” tatapan bencinya kepada Dhani begitu membara di sudut matanya.
“Hei Dhan, lama kamu nggak kerumah, padahal setahun lalu kita masih sering jalan-jalan bareng, sampai mama nanyain kamu terus lho…” Tanya aina yang sudah duduk disamping Dhani.Dhaninya jadi salting gitu.
“Kenapa kamu bilang cinta ma aku, tapi malah jalan sama Leni sih?” ucap aina tanpa memberi kesempatan pada semua buat ngomong.
“Kamu tega Dhan” spontan tangan aina menampar pipi Dhani, hingga berasa betul di pipi Dhani panasnya.
Aina berlari menjauh membawa genangan air mata di matanya.
“Len ini Cuma rekayasa, dulu aku memang selingkuh, tapi dah berakhir, danaku pingin setia sama kamu, mulai saat itu”
‘Udah selesai ngomongnya?”
“Len…”
“Nggak usah ngeles, semua dah jelas, dan aku udah tahu semuanya, so nggak ada jalan lain. Kamu dah terlalu banyak nyakitin aku. Pantes dari dulu kamu disuruh mampir susah. Ada yang kedua toh, ya udah kita putus”.
“Putus? Sejak kapan kamu bilang saying ke aku, seenaknya bilang putus?” elak Dhani.
Leni menggelengkan kepala sedikit kea rah Dhani
“aku cinta kamu len”
“cinta?, cabut yuk rel” lantas dengan tergesa-gesa Leni berjalan beriringan dengan Farel dan Dhani Cuma bias berteriak memanggil nama Leni.
“Pangeran cinta, makan tuh cinta, “ ucap gadis yang rupanya masih berdiri di samping dhani lantas berlalu.
Dhani menumpahkan kekesalannya dengan menendang pasir-pasir dihadapannya. Awalnya dia selingkuh, tai dah di putuskan buat setia.
“Setia…!!!” teriaknya tak peduli orang-orang pada nontonin dia.
tamat
0 komentar:
Posting Komentar