Hari Yang Aneh
by : Tri Hartanti
Tanggal 17 Agustus merupakan hari kemerdekaan Indonesia, Pada hari itu setiap warga Indonesia selalu memeringatinya dengan upacara bendera. Sama juga dengan SMA N 8 Purworejo yang selalu melaksanakan upacara di dua tempat, di Sekolah, dan di Lapangan Ketawang. SMA N 8 Purworejo sudah 5 kali berturut-turut ditunjuk menjadi pengibar bendera atau Paskib. Pada saat itu aku dipilih untuk menajdi pasukan 45, karena bertugas untuk menibarkan bendera, semua anggota Paskib berangkat lebih awal. Upacara dimulai pukul 08.00 WIB di lapangan Ketawang, Upacara berjalanlancar dan selesai pukul 10.00 WIB. Sebelum pulang kerumah masing-masing. Pak Guru memberi pengumuman pada anggota Paskib.
“ Anak-anak nanti sore kalian masih ada tugas untuk upacara penurunan bendera pukul 15.30 WIB, jadi kalian sebelum pukul 15.30 WIB harus sudah sampai disini jelas?” Tanya Pak Guru.
“ Jelas…!!!” dengan kompak kami menjawab.
Aku dan teman-teman pulang, sesampainya di rumah aku ngobrol-ngobrol dengan orang tua.
“ Gimana tadi upacaranya ?” Tanya ibu.
“ Alhamdulillah Lancar “. Jawabku.
“ Ibu, saya capek mau istirahat dulu” kataku.
“ Ya, sudah sana istirahat” jawab ibu.
“ Bu, nanti aku dibangunin pukul 14.00 WIB ya?”
Kataku sambil melangkahkan kaki menuju kamar, beberapa jam kemudian aku bangun dan bertanya pada diriku sendiri.
“Jam berapa ni ?”
Aku keluar dari kamar tidur dan melihat jarum jam menunjukkan pukul 14.45 WIB, aku bingung.
“ Kenapa kamu ?” Tanya ibu.
“ Aku diam”
“ Ibu kok gak bangunin aku ?” tanyaku.
“ Ibu lupa, emang kamu mau kemana? Jawab Ibu dan balik bertanya.
“Aku ka nada tugas di Ketawang”. Jawabku.
“ Tugas apa? Kamu kan gak bilang sama ibu ?” kata ibu.
“ Ya, aku yang salah” jawabku dengan muka jutek.
“ Dah sekarang kamu mandi!” kata ibu.
Aku sudah menunggu lama, namun belum ada bus yang melintas di depanku, jantungku terasa berdenyut kencang dan terselip dibenakku.
“ Bagaimana kalau aku terlambat?”.
Pikiran itu membuatku semakin panik, Tapi tak lama kemudian bus datang dari arah utara, dengan cepatnya aku naik ke dalam bus. Di dalam bus terasa sepi Cuma ada aku dan nenek yang duduk di dekat pintu bus. Bus berjalan dengan cepat.
Aku turun di terminal Ketawang, aku berjalan sendiri ke selatan. Aku menengok jam yang ada di pergelangan tanganku, ternyata jarum jam menunjukkan pukul 15.20 WIB, aku Panik dan ketakutan.
Karena terburu-buru tak sengaja kakiku tersandung kaki orang gila yang sedang terlelap tidur di pinggir jalan. Tanpa sepengetahuanku orang gila itu menikutiku dari belakang, karena aku merasa ada yang mengikutiku dari belakang akupun menengok ke belakang, ternyata orang gila. Dengan rasa takut aku berlari, Untung saja ada temanku yang memanggilku.
“ Tanti!” temanku mendekatiku.
Dia menawarkan boncengan.
“Ayo cepat naik!” kata temanku.
Aku langsung naik.
“ Terima kasih ya…?” kataku
“ Ya” jawab temanku.
Sampai dilapangan, tepat pukul 15.30 WIB. Aku mengambil nafas dalam-dalam dan mengeluarkan dengan pelan. Hatiku merasa lega, akhirnya aku sampai di lapangan tepat waktu.
“ Anak-anak nanti sore kalian masih ada tugas untuk upacara penurunan bendera pukul 15.30 WIB, jadi kalian sebelum pukul 15.30 WIB harus sudah sampai disini jelas?” Tanya Pak Guru.
“ Jelas…!!!” dengan kompak kami menjawab.
Aku dan teman-teman pulang, sesampainya di rumah aku ngobrol-ngobrol dengan orang tua.
“ Gimana tadi upacaranya ?” Tanya ibu.
“ Alhamdulillah Lancar “. Jawabku.
“ Ibu, saya capek mau istirahat dulu” kataku.
“ Ya, sudah sana istirahat” jawab ibu.
“ Bu, nanti aku dibangunin pukul 14.00 WIB ya?”
Kataku sambil melangkahkan kaki menuju kamar, beberapa jam kemudian aku bangun dan bertanya pada diriku sendiri.
“Jam berapa ni ?”
Aku keluar dari kamar tidur dan melihat jarum jam menunjukkan pukul 14.45 WIB, aku bingung.
“ Kenapa kamu ?” Tanya ibu.
“ Aku diam”
“ Ibu kok gak bangunin aku ?” tanyaku.
“ Ibu lupa, emang kamu mau kemana? Jawab Ibu dan balik bertanya.
“Aku ka nada tugas di Ketawang”. Jawabku.
“ Tugas apa? Kamu kan gak bilang sama ibu ?” kata ibu.
“ Ya, aku yang salah” jawabku dengan muka jutek.
“ Dah sekarang kamu mandi!” kata ibu.
***
Aku mandi dan bergegas untuk berangkat upacara, aku berangkat dari rumah pukul 15.00 WIB, aku berjalan dengan tergesa-gesa, langkah kakiku percepat menuju pertigaan sangubanyu untuk menunggu bus.Aku sudah menunggu lama, namun belum ada bus yang melintas di depanku, jantungku terasa berdenyut kencang dan terselip dibenakku.
“ Bagaimana kalau aku terlambat?”.
Pikiran itu membuatku semakin panik, Tapi tak lama kemudian bus datang dari arah utara, dengan cepatnya aku naik ke dalam bus. Di dalam bus terasa sepi Cuma ada aku dan nenek yang duduk di dekat pintu bus. Bus berjalan dengan cepat.
Aku turun di terminal Ketawang, aku berjalan sendiri ke selatan. Aku menengok jam yang ada di pergelangan tanganku, ternyata jarum jam menunjukkan pukul 15.20 WIB, aku Panik dan ketakutan.
Karena terburu-buru tak sengaja kakiku tersandung kaki orang gila yang sedang terlelap tidur di pinggir jalan. Tanpa sepengetahuanku orang gila itu menikutiku dari belakang, karena aku merasa ada yang mengikutiku dari belakang akupun menengok ke belakang, ternyata orang gila. Dengan rasa takut aku berlari, Untung saja ada temanku yang memanggilku.
“ Tanti!” temanku mendekatiku.
Dia menawarkan boncengan.
“Ayo cepat naik!” kata temanku.
Aku langsung naik.
“ Terima kasih ya…?” kataku
“ Ya” jawab temanku.
Sampai dilapangan, tepat pukul 15.30 WIB. Aku mengambil nafas dalam-dalam dan mengeluarkan dengan pelan. Hatiku merasa lega, akhirnya aku sampai di lapangan tepat waktu.
***
0 komentar:
Posting Komentar