Jumat, 05 November 2010

Tingkatan Debu Vulkanik

Sejak meletus (26 Oktober 2010), Gunung Merapi telah beberapa kali mengeluarkan materialnya, seperti awan panas dan abu vulkanik.

Hujan abu yang terjadi di wilayah Magelang, Yogyakarta , Muntilan, Klaten dan Boyolali, Jawa Tengah , telah mengakibatkan atap-atap rumah penduduk, jalan-jalan raya, pohon-pohon, bahkan mobil-mobil yang berlalu-lalang di jalan pun diselimuti debu vulkanik Gunung Merapi .

Apa sih, debu vulkanik itu?
Abu atau debu vulkanik adalah salah satu unsur material yang keluar saat sebuah gunung berapi meletus.
Menurut Ir. Soetoto, Dosen Fakultas Teknik jurusan Teknik Geologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta atau Om Toto, debu vulkanik itu dibagi atas beberapa tingkatan.
  1. Paling halus, disebut TUFF (ukurannya kurang dari seperempat millimeter)
  2. Kasar, disebut TUFF Kasar (berupa pasir vulkanik, ukurannya mencapai satu millimeter)
  3. Paling kasar, disebut TUFF Lapili (berupa kerikil, ukurannya 4 sampai 32 milimeter)
  4. Paling besar, ukurannya lebih dari 32 milimeter, berupa bongkahan batu.
Om Toto bilang, debu vulkanik dari letusan Gunung Merapi yang turun melalui hujan abu itu adalah debu vulkanik dari tingkatan serbuk abu yang paling halus(TUFF).


Abu itu mengandung mineral bentuk kristal yang disebut vlagioplas dan gelas vulkanik yang berbahaya bagi manusia.

Gelas vulkanik adalah magma runcing yang tidak sempat mengkristal sehingga bentuknya menjadi serpihan-serpihan kaca yang halus dan tajam.

Coba saja, kamu lihat di bawah mikroskop, pasti terlihat sangat jelas bentuknya.

Tak hanya itu saja, mineral debu vulkanik yang mengandung kristal vlagioplas itu bentuknya seperti bedak tabur yang tingkat kehalusannya hampir sama dengan serbuk amplas, tapi lebih halus dan tajam.

Setebal ini debu vulkanik yang menempel di jalan. Foto: Ricky Martin

Eh, kamu tahu yang namanya amplas? Itu lho, kertas pasir yang sering digunakan untuk menghaluskan kayu dan besi.

Nah, kebayang enggak, kalau debu halus itu masuk ke dalam tubuh manusia melalui hidung, mulut, mata, dan kulit?

Makanya, dianjurkan mereka yang berada di area yang terkena debu vulkanik memakai penutup hidung dan mulut (masker), baju yang menutupi kulit, atau payung.

“Pokoknya, sedapat mungkin hindari kulit dan mata terkena debu vulkanik itu, ya. Bahaya buat kesehatan!” kata Om Toto menegaskan.
http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Sekitar-Kita/Sains/Debu-Vulkanik-Merapi
Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright mix's BLoG 2012 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
| by MIX